Tuesday, January 24, 2012

ABORTUS IMINENS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum kehamilan berusia 20 minggu atau kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan. (Sarwono, 2002 : 145). Salah satu jenis abortus yaitu abortus iminens (abortus mengancam) yang mana dalam keadaan ini kemungkinan kehamilan masih bisa dipertahankan, tapi juga tidak menuntut kemungkinan bisa menjadi abortus insipien (keguguran yang sedang berlangsung) yang tentunya pada keadaan ini kehamilan tidak bisa lagi unutuk dipetahankan.
Salah satu unsur penting penanganan dalam abortus iminens yaitu dengan tirah baring, karena dengan ini aliran darah ke uterus bertambah, selain itu juga akan mengurangi rangsangan mekanik.




1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Terhadap Ny. N dengan Abortus Iminens di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Angkatan Laut Tanjungpinang”

1.3 Tujuan Makalah
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui asuhan kebidanan terhadap Ny. N dengan abortus iminens di ruang kebidanan Rumah Sakit Angkatan Laut Tanjungpinang.

1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari Abortus iminens.
b. Untuk mengetahui etiologi Abortus iminens.
c. Untuk mengetahui patofisiologi Abortus iminens.
d. Untuk mengetahui cara menegakkan diagnosa pada Abortus iminens.
e. Untuk mengetahui penatalaksaaan Abortus iminens.



BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000)

Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat ( Mansjoer, Arif M, 1999)

Abortus imminen adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada paruh pertama kehamilan ( William Obstetri, 1990)
Perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu tanpa adanya tanda tanda dilatasi serviks yang mengikat.( Kapita Selekta Kedokteran, 2002:263 )
Terjadi pendarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini, kehamilan masih mungkin berlanjut atau diperhatikan.( Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal, 2002:147 )

2.2 Etiologi abortus Iminens
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah
a. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
b. Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan alkohol
2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun
3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.
4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.

2.3 Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti dengan adanya nekrosis jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap sebagai benda asing di dalam uterus, kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan 8-14 minggu villikorialis menembus desidua secara mendalam, sehingga umumnya placenta tidak dapat dikeluarkan dengan sempurna dan perdarahan lebih banyak.
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu biasanya abortus didahului dengan ketuban pecah, diikuti dengan keluarnya hasil konsepsi, kemudian disusul dengan placenta

2.4 Menegakkan diagnosa pada abortus iminens
Diagnosis abortus imminens ditegakan antara lain:
1. Tanda-tanda hamil muda
2. Perdarahan melalui OUE (+)
3. Uterus membesar sesuai usia kehamilan
4. Serviks belum membuka
5. Sehingga untuk menegakan diagnosis abortus imminens kita perlu memperhatikan
- Riwayat menstruasi
- Riwayat penggunaan obat-obatan dan zat
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat operasi terutama pada uterus dan adneksa
- Riwayat obstetrik dan ginekologis dahulu.
-
2.5 Penatalaksanaan abortus iminens.
Penatalaksanaan abortus iminens terdiri atas
 Istirahat baring
Tidur terbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah keuterus dan berkurangnya rangsangan mekanik.
 Periksa denyut nadi dan suhu badan 2x sehari bila pasien tidak panas dan tiap 4 jam bila pasien panas.
 Tes kehamilan dapat dilakukan dan pemeriksaan USG untuk menentukan lebih pasti apakah janin masih hidup.
 Pemberian obat penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg dan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600-100mg.
 Diet tinggi protein dan vitamin C.
 Bersihkan vulva minimal 2x sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.

No comments:

Post a Comment