Wednesday, May 25, 2011

TINJAUAN TEORITIS
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
A. Pengertian APN
Asuhan Persalinan Normal adalah : asuhan persalinan yang bersih dan aman dari setiap tahap persalinan dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pascapersalinan dan hipotermia serta asfiksia bayi baru lahir (JNPK, 2007).
B. Pergeseran Paradigma
Fokus utama persalinan normal adalah : persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi, hal ini merupakan pergeseran paradigma dari menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi, menjadi pencegahan komplikasi. Hal ini terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir.
C. Tujuan APN
Tujuan APN adalah Menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal).
D. Langkah Asuhan Persalinan Normal
Langkah-langkahnya antara lain;
a. Melihat tanda dan gejala kala dua:
Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau vaginanya.
Perineum menonjol
Vulva-vagina dan sfingter anal membuka
b. Menyiapkan pertolongan persalinan
1. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan.
2. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.
5. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.
6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa menkontaminasi tabung suntik.
c. Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik
1. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi).
2. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap, (bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi).
3. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
4. Mencuci kedua tangan (seperti di atas).
5. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal ( 100 – 180 kali / menit ).
a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua Hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.
d. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran
1. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
2. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
a. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
b. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan.
c. Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.
3. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu utuk meneran. (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
4. Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran :
a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinganan untuk meneran
b. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.
c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang)
d. Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
e. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.
f. Menganjurkan asupan cairan per oral.
g. Menilai DJJ setiap lima menit.
h. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60/menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera.
5. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
a. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit.
b. menganjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi kontraksi tersebut dan beristirahat di antara kontraksi.
c. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setelah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.
d. Persiapan pertolongan kelahiran bayi:
1. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
2. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
3. Membuka partus set.
4. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
e. Menolong kelahiran bayi
1. Lahirnya kepala
Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kelapa bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir DeLee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang bersih. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi: Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan memotongnya. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
2. Lahirnya Bahu
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan kearah keluar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.
3. Lahir badan dan tungkai
Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat panggung dari kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hatihati membantu kelahiran kaki.
f. Penanganan bayi baru lahir
1. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan).
2. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian pusat.
3. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).
4. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.
5. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, mengambil tindakan yang sesuai.
6. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memelukk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
g. Penanganan bayi baru lahir
1. Oksitosin
a. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
b. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
c. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.
2. Penegangan tali pusat terkendali
a. Memindahkan klem pada tali pusat
b. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
c. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai.
d. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu.
3. Mengeluarkan plasenta
a. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
b. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva.
c. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit :
1. Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.
2. Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu.
3. Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
4. Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.
5. Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejakkelahiran bayi.
6. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
7. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.
4. Pemijatan Uterus
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
h. Menilai perdarahan
1. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus. Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.
2. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
i. Melakukan prosedur pasca persalinan
1. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik. Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.
2. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %, membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
3. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
4. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan dengan simpul mati yang pertama.
5. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5 %.
6. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.
7. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
j. Evaluasi
1. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.
2. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus.
3. Mengevaluasi kehilangan darah.
4. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
5. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan.
6. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
k. Kebersihan dan keamanan
1. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi.
2. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
3. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
4. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
5. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
6. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
7. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
l. Dokumentasi
Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)
ASUHAN KEBIDANAN INC KOMPREHENSIF
DI BPS SUPRIHATININGSIH Amd.Keb
Tanggal/Hari : Selasa/ 12 April 2011
Nama pengkaji : E. Simangunsong
Tempat Pengkajian : Bps.Suprihatiningsih Amd.keb
I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama Ibu : Ny.L Nama suami : Tn.A
Umur : 31 Tahun Umur : 32 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : Smp Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tiban Kampung Alamat : Tiban Kampung
B. Anamnesa
1. Keluhan utama pada waktu masuk
Ibu mengatakan ini kehamilan kedua dan belum pernah keguguran, ia juga mengatakan keluar lendir bercampur darah dari kemaluannya, dan merasakan mules pada perut bagian bawah sejak pukul 05.00 wib.
II. DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : ComposMentis
Sikap tubuh : Lordosis
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Suhu : 36,7 c
Nadi : 82 x/i
Pernapasan : 24 x/i
B. Pemeriksaan sistematis
1. Kepala
Rambut : Keriting, Hitam, bersih
Muka : Tidak oedema
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Hidung : Tidak ada polip
Telinga : Bersih
Mulut : Tidak sariawan
2. Leher
Kelenjar thyroid : Tidak ada pembesaran
3. Dada
Payudara : Simetris
Puting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
4. Perut
Bekas luka operasi: Tidak ada
Tfu : 34 cm
PALPASI
Leopold I : Teraba bulat, lunak tidak melenting
Leopold II : Bagian kanan teraba keras, memanjang dan memapan
Bagian kiri teraba ekstremitas janin
Leopold III : Teraba bulat, keras melenting, sudah masuk PAP
Leopold IV : Divergent
AUSKULTASI
DJJ : 140 x/i
5. Ekstremitas
Refleks patela : Kiri/Kanan (+)
Varices : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Vaginal toucher : Vagina tidak ada varices, portio tipis, pembukaan 5 cm, ketuban (+), presentasi kepala, H II.
HIS : 4 X dalam 10 menit selama 40 detik.


III. ASSAMENT
Diagnosa : Ny.L 31 Tahun G2P1A0, Usia kehamilan 41 minggu, inpartu kala I fase aktif, janin tunggal hidup intrauterin, preskep, Hodge II, ketuban (+)
IV. PLANNING
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
Dasar : Untuk menegakkan diagnosa dan mengembangkan rencana asuhan sesuai dengan kondisi ibu.
Sumber: APN, Revisi 2008 Halaman 39
2. Menganjurkan ibu untuk berjalan atau berbaring miring.
Dasar : Untuk mengurangi rasa sakit ibu
Sumber: Buku praktis pelayanan kebidanan maternal dan neonatal Hal N-8
3. Menganjurkan keluarga untuk menemani ibu
Dasar : Untuk memberi support pada ibu dalam persalinan.
Sumber : Buku praktis pelayanan kebidanan maternal dan neonatal Hal N-8
4. Menganjurkan keluarga untuk memenuhi asupan cairan nutrisi ibu.
Dasar : Agar suami dan keluarga dapat berperan aktif dalam kelancaran persalinan
Sumber: APN 2008
5. Mengajarkan ibu cara meneran yang benar dan efektif.
Dasar : Agar tenaga ibu tidak terbuang sia-sia
Sumber: Buku praktis pelayanan kebidanan maternal & neonatal.
6. Menyiapkan alat-alat partus dan obat-obatan untuk meolong persalinan.
Dasar : Agar prose persalinan berjalan dengan lancar
Sumber : APN 2008
7. Memantau kemajuan persalinan.
Dasar : Untuk mengetahui kemajuan persalinan
Sumber: APN 2008
Tgl/jam
His
Nadi
Penurunan
DJJ
Pengeluaran
12/05/2011 08.30 wib
4 x 10’ 40 dtk
84 x/i
Kepala H IV 1/5
130 x/i
Blood show
12/05/2011
09.00 wib
4x 10’ 45 dtk
84 x/i
Kepala H IV 1/5
140 x/i
Blood show
12/05/2011 09.30 wib
4x 10’ 45 dtk
80 x/i
Kepala H IV 0/5
140 x/i
Blood show
12/05/2011 10.00 wib
4x 10’ 45 dtk
84 x/i
Kepala HIV 0/5
140 x/i
Ketuban jernih
12/05/2011 10.30 wib
4x 10’ 45 dtk
80 x/i
Kepala HIV 0/5
148 x/i
Ketuban merembes
12/05/2011 11.00 wib
5x 10’ 45 dtk
86 x/i
Kepala HIV 0/5
148 x/i
Ketuban merembes
12/05/2011
11.30 wib
5x 10’ 45 dtk
84 x/i
Kepala HIV 0/5
148 x/i
Ketuban merembes
12/05/2011 12.00 wib
5x 10’ 45 dtk
82 x/i
Kepala HIV 0/5
150 x/i
Ketuban merembes
12/05/2011 12.30 wib
5x 10’ 45 dtk
84 x/i
Kepala HIV 0/5
148 x/i
Ketuban merembes
Pukul 12.45 wib Pembukaan lengkap 10 cm, portio mendatar


DATA PERKEMBANGAN KALA II
S : Ibu mengatakan semakin perutnya semakin sakit
Ibu Merasa seperti ingin BAB
Ibu ingin meneran
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : CM
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/i
Suhu : 36,8 ˚c
Pernapasan : 24 x/i
HIS : 5x dalam 10 menit selama 50 detik
DJJ : 148 x/i
VT : Pembukaan lengkap 10 cm, ketuban (-) jernih
A : G2P1A0, Inpartu kala II, janin tunggal hidup intrauterin, penurunan kepala HIV 0/5, preskep keadaan ibu & janin saat ini baik.
P :
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan ibu dan janin saat ini dalam keadaan baik.
Dasar : Agar ibu dan keluarga mengerahui kondisi ibu saat ini
Sumber: APN 2008
2. Memberi ibu kebebasan untuk memilih posisi yang nyaman untuk persalinan
Dasar : Agar ibu merasa nyaman dengan posisi yang dipilihnya
Sumber: APN 2008
3. Mendekatkan alat-alat partus dan obat-obatan yang akan digunakan.
4. Memimpin ibu untuk meneran.
5. Melakukan pertolongan persalinan.


DATA PERKEMBANGAN KALA III
I. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya dan mengatakan perutnya masih mulas dan masih ingin mengedan.
II. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : CM
Tekanan darah : 110/80 mmhg
Nadi : 82 kali / menit
Pernafasan : 24 kali /menit
Suhu : 36, 8 ºc
Palpasi : Tidak ada janin kedua
Perdarahan : ± 100 cc
Adanya tanda – tanda pelepasan plasenta
III. ASSASMENT
Diagnosa : P2A0, inpartu kala III
IV. PLANNING
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang keadaan nya saat ini
Dasar : agar ibu dan keluarga mengetahui kondisi ibu saat ini
Sumber : APN 2008
2. Periksa uterus ibu untuk memastikan tidak ada janin lain dalam uterus
Dasar : jika terlanjur disuntik oksitosin dapat menyebabkan menurunnya pasokan Oksigen pada bayi
Sumber : APN 2008
3. Melakukan Manajemen Aktif Kala III
Dasar : untuk mempercepat proses kala III
Sumber : APN 2008
4. Lakukan penilaian terhadap plasenta
Dasar : untuk memeriksa kelengkapan plasenta
Sumber : APN 2008


DATA PERKEMBANGAN KALA IV
I. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya dan mengatakan perutnya masih mulas dan sedikit kelelahan
II. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : CM
Tekanan darah : 110/70 mmhg
Nadi : 82 kali / menit
Pernafasan : 22 kali /menit
Suhu : 37,5 ºc
Perdarahan : ± 50 cc
Kontraksi uterus : Baik
TFU : 3 jari dibawah pusat
III. ASSASMENT
Diagnosa : P2A0, post partum kala IV
IV. PLANNING
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang keadaan nya saat ini
Dasar : agar ibu dan keluarga mengetahui kondisi ibu saat ini
Sumber : APN 2008
2. Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus
Dasar : agar uterus berkontraksi dengan baik
Sumber : APN 2008
3. Periksa kemungkinan perdarahan robekan jalan lahir
Dasar : agar jika terjadi perdarahan dapat segera dilakukan penjahitan
Sumber : APN 2008
4. Bersihkan badan ibu seluruhnya
Dasar : untuk memelihara personal hygiene ibu
Sumber : APN 2008
5. Berikan ibu minum teh manis hangat dan makanan
Dasar : untuk mengembalikan tenaga ibu
Sumber : Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
6. Pantau kondisi umum ibu (TTV, kontraksi uterus, jumlah darah yang keluar)
Dasar : agar kondisi ibu dapat dipantau sehingga bisa diatasi jika ada kelainan
Sumber : Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
Table I pemantauan 15 menit dalam 1 jam pertama
pukul
TD
Nadi
Suhu
TFU
Tonus Uterus
Kandung Kemih
Jumlah pengeluaran Darah
13.30 wib
120/80 mmHg
82 x/i
37,6 ºC
3 jari dibawah pusat
Baik
Kosong
-
13.45 Wib
120/70 mmHg
80 x/i
37,5 ºC
3 jari dibawah pusat
Baik
Kosong
-
14.00 Wib
120/70 mmHg
80 x/i
37 º2 C
3 jari dibawah pusat
Baik
kosong
-
14.15 Wib
110/70
MmHg
78x/i
36 º 2C
2 jari dibawah pusat
Baik
Kosong
-


Table II Pemantauan 30 menit dalam 1 jam kedua
Pukul
TD
Nadi
Suhu
TFU
Tonus Uterus
Kandung Kemih
Jumlah Pengeluaran Darah
14.45 WIB
110/70 mmHg
78x/i
37,2ºC
2 jari dibawah pusat
Baik
±100 cc
±50 cc
15.15 WIB
110/90 mmHg
76x/i
37ºC
2 jari dibawah pusat
Baik
kosong
±50cc


No comments:

Post a Comment